STOP Budaya Menyontek !!!
STOP Budaya Menyontek !
Penulis
: Alfi Nur Hayati
sumber gambar :; Brillio.net
Menyontek berasal dari kata sontek
, yang artinya mengutip (tulisan dan
sebagainya) sebagaimana aslinya; menjiplak (KBBI). Menyontek berarti mengutip ,
mencuri, menjiplak karya atau pekerjaan orang lain.Menurut Taylor dan Carol (Riadi, 2013) menyontek didefinisikan sebagai
mengikuti ujian dengan melalui jalan yang tidak jujur, menjawab pertanyaan
dengan cara yang tidak semestinya, melanggar aturan dalam ujian atau
kesepakatan. Sedangkan menurut Ronney dan
Steinbach (Riadi, 2013) menyontek didefinisikan sebagai menggunakan cara apapun
untuk mendapatkan sesuatu yang tidak adil, yang termasuk berbohong, menutupi kebenaran,
penipuan, dan pelanggaran kepercayaan Beberapa definisi di atas menunjukkan
bahwa menyontek identik dengan perbuatan yang buruk, tidak jujur dan curang.
Fakta membuktikan bahwa kebiasaan
menyontek sudah mengakar kuat di kalangan pelajar, tak terkecuali pelajar
Indonesia. Pencapaian yang sangat memprihatinkan bukan ?. Memperoleh nilai yang bagus memang harapan
semua pelajar dan para orang tua. Namun, jika nilai itu didapat dengan cara
yang tidak jujur , nilai yang bagus menjadi tak ada artinya lagi. Pelajar yang
tidak jujur akan menghalalkan segala cara dan kreativitas mereka agar dapat
menyontek saat ujian maupun tes. Mulai dari bertanya kepada peserta lain,
membeli kunci jawaban , menulis sontekan di anggota tubuh , menyontek dari buku
bahkan menggunakan ponsel untuk mencari jawaban di internet seperti yang
dilakukan mahasiswa Universitas Harvard. Menurut Rektor Universitas Harvard,
generasi masa kini mengalami persoalan etika karena mereka dimanjakan oleh
teknologi yang mutakhir. Di India, kasus sontek menyontek jauh lebih parah seperti yang di laporkan
oleh the Washington Post, Jumat (20/3). Pasalnya, keluarga
siswa, mulai dari ayah, kakak, paman, adik, dan lain sebagainya, ikut membantu
siswa dalam mengerjakan ujian. Surat kabar dan televisi India menampilkan
gambar-gambar menggelikan, bagaimana keluarga siswa peserta ujian sampai
memanjat tembok sekolah untuk menyelundupkan kunci jawaban. Polisi di luar
sekolah mendiamkan saja. Pengawas pun kelabakan. Ada foto menunjukkan seorang pengawas
bingung harus menghukum siswa yang mana, karena semua menerima kunci jawaban
dari jendela. Praktik tak terpuji itu ternyata lazim di pedalaman India. Negara
bagian yang mengalami kasus mencontek paling parah adalah Bihar dan Uttar
Pradesh. Di sana, orang tua murid tidak terima bila anaknya gagal ujian,
sehingga selalu berusaha membantu memberi bocoran jawaban. Di Indonesia, kasus
sontek menyontek bisa dipastikan selalu terjadi saat ujian. Bahkan, ada
beberapa kasus yang begitu menghebohkan hingga diliput dan diberitakan oleh
media . Ada sekolah yang dengan sengaja memerintahkan murid – murid pintarnya
untuk membantu murid lain menjawab soal ujian. Ada juga murid – murid sekolah
yang menjadi bandar kunci jawaban Ujian Nasional.
Sebenarnya , faktor apakah yang membuat seseorang berani melakukan
perbuatan curang ini ? Menurut Brown dan Choong (Riadi, 2013), faktor-faktor perilaku
menyontek ada empat, yaitu:
1. Ingin mendapatkan nilai
dengan cara yang mudah
Faktor pertama dari perilaku menyontek ini yaitu
dimana siswa ingin mendapatkan nilai yang baik tanpa usaha yang keras, sehingga
melakukan perilaku ini, bahkan dianggap tidak merugikan orang lain.
2. Lingkungan Pendidikan
Pengaruh lingkungan di sekolah atau institusi
pendidikan lain karena tekanan teman sebaya, budaya sekolah, budaya
bersenang-senang, dan rendahnya resiko untuk ditangkap atau dihukum jika
melakukan perilaku menyontek.
3. Kesulitan yang dihadapi
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam bentuk
keterbatasan waktu yang mereka miliki untuk mengerjakan tugas dan pada
kesulitan yang ada pada materi pelajaran. Ini merupakan kesulitan yang
benar-benar dihadapi siswa.
4. Kurangnya kualitas pendidik
Kualitas pendidik juga merupakan faktor
penyumbang terjadinya perilaku menyontek. Siswa melihat tugas, bahan yang tidak
relevan dan sikap guru yang acuh tak acuh, yang menjadi faktor timbulnya
perilaku menyontek.
Selain itu,
kurangnya rasa percaya diri juga bisa menyebabkan seseorang melakukan perbuatan
menyontek. Ia lebih memilih untuk bertanya maupun melihat jawaban di buku
dibanding berusaha dengan kemampuannya sendiri. Perilaku ini tentu akan sangat
merugikan pelakunya.Pada dasarnya, ujian adalah ajang untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan yang dimiliki oleh seorang murid. Jika ia terus menyontek saat
ujian, maka ia tidak akan pernah tahu seberapa jauh kemampuannya dalam menyerap
materi yang diberikan oleh para guru. Memang, secara hitam di atas putih murid
tersebut memiliki nilai – nilai yang bagus namun pada kenyataanya ia tidak
memiliki kemampuan apa – apa .
Jika
budaya menyontek terus dibiarkan dan dianggap sepele, kualitas pendidikan di
Indonesia dikhawatirkan akan semakin memburuk. Oleh karena itu, diperlukan
kerjasama dari berbagai pihak untuk dapat memberantas habis budaya menyontek.
Pertama dari pihak sekolah, sekolah wajib menanamkan pendidikan karakter kepada
para muridnya salah satunya tentang kejujuran dan keagamaan.
Dengan melakukan pembinaan keagamaan, murid akan
percaya bahwa ada Tuhan yang selalu mengawasi perbuatannya dan perbuatan curang
akan menimbulkan dosa serta kesukaran dalam hidupnya. Sekolah juga harus
menindak tegas muridnya yang tertangkap melakukan kecurangan saat ujian dengan
memberikan sanksi. Hal ini diperlukan untuk menimbulkan efek jera kepada para
pelaku menyontek. Kedua, dari pihak murid itu sendiri. Para murid harus
membiasakan dirinya untuk belajar dan senantiasa mengasah kemampuannya agar
dapat mengerjakan soal – soal ujian dengan baik tanpa menyontek. Ketiga, dari
pihak orang tua. Orang tua juga memiliki andil yang besar dalam membentuk
perilaku jujur pada anak. Orang tua perlu menanamkan prinsip “Berapapun nilai
ujian, yang terpenting adalah itu hasil usaha dan kerja kerasmu sendiri, Nak!”
. Jangan sampai orang tua memarahi anaknya yang mendapat nilai kurang bagus
saat ujian. Karena hal itulah yang terkadang memicu anak untuk mendapat nilai
bagus dengan berbagai cara termasuk menyontek. Jika pihak – pihak di atas
melaksanakan perannya dengan baik, niscaya secara perlahan tapi pasti budaya
menyontek akan hilang dari dunia pendidikan Indonesia.
Casino Vibez - Mapyro
BalasHapusCasino 원주 출장마사지 Vibez in 영천 출장안마 Zaxa, Zaxa. 당진 출장마사지 Mapyro, Zaxa. View a detailed profile of Casino 광양 출장샵 Vibez 영천 출장안마 in Zaxa, Zaxa. Find related and similar businesses as well